CERMINAN AKHLAK DALAM LIMA DIMENSI

Oleh Zulkarnaini Diran

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

(Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.)

 (HR. Al-Baihaqi).

Ada dua konsep tentang akhlak. Hal itu terpahami secara  umum oleh khalayak. Kedua konsep itu adalah akhlak sebagai perilaku dan akhlak sebagai aturan atau tatanan dalam kehidupan. Pada hakikatnya kedua hal itu berupa konsep yang berkaitan. Aturan adalah rambu-rambunya, perilaku adalah pelaksnaan operasional dari rambu-rambu atau aturan tersebut. Berdasarkan itu kajian-kajian tentang akhlak sering dilakukan, sering dibahas, sering didiksusikan. Disikusi-diskusi itu memunculkan berbagai dimensi dalam akhlak.

Akhlak dalam Islam bukan sekadar aturan atau etika belaka, melainkan cerminan keimanan seseorang. Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW memberikan panduan yang sangat komprehensif tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berperilaku. Akhlak yang baik adalah buah dari iman yang kuat dan ketakwaan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah akhlaknya yang paling baik…” (HR Abu Hurairah)

Untuk memahami akhlak secara lebih mendalam, kita dapat melihatnya dari lima dimensi utama, yaitu perkataan, perbuatan, tampilan, pertemanan, dan bersafar. Kelima dimensi ini saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dimensi-dimensi itu merupakan representasi dari akhlak seseorang. Artinya, jika ingin melihat akhlak seseorang dapat dilakukan melalui kelima hal itu.

Perkataan adalah cerminan hati. Perkataan dapat membangun atau meruntuhkan hubungan, memberikan semangat atau melukai perasaan orang lain. Islam mengajarkan penganutnya untuk selalu berkata yang baik, jujur, dan bermanfaat. Akhlak seseorang dapat dilihat dari kata, kalimat, dan wacana yang diujarkan atau dituliskannya. Gambaran utuh akhlak yang dimiliki akan tergambar nyata dari ujaran lisan atau tulisan seseorang. Allah SWT menegaskan, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu” (QS Al-Azab, 71-72). Rasulullah SAW bersabda,  “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah dia berkata baik atau diam” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Perbuatan adalah realisasi dari niat dan pikiran kita. Tindakan yang dilakukan, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan kualitas akhlak seseorang. Islam menganjurkan kita untuk selalu berbuat baik, menolong sesama, dan menghindari perbuatan buruk. Allah SWT berfirman, ”…. dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195). Pada ayat lain Allah SWT berfirman, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,” (QS. Al-Isra’: 7)

Tampilan tidak hanya terbatas pada pakaian dan penampilan fisik, tetapi juga meliputi sikap dan perilaku kita. Cara seseorang berpakaian, berbicara, dan bergaul dengan orang lain mencerminkan kepribadian dan akhlaknya. Islam mengajarkan kita untuk berpakaian yang sopan dan tidak mencolok, serta berperilaku yang santun dan ramah. Tampilan adalah wujud dari kepribadian yang terintegritas, semua perilaku akan terlihat pada tampilan. Oleh karena itu, tampilan sehari-hari dapat memperlihatkan ahklak seseorang. Misalnya dalam hal berpakain, Allah SWT bersabda “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan.” (QS Al-A-raf ayat 31).

Pertemanan adalah anugerah yang sangat berharga. Melalui pertemanan, kita dapat saling belajar, berbagi, dan mendukung satu sama lain. Islam mengajarkan kita untuk memilih teman yang baik, yaitu teman yang dapat membawa kita kepada kebaikan dan menjauhkan kita dari keburukan. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ahmad).

Akhlak yang sejati akan teruji dalam berbagai situasi, baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan sulit. Ketika kita berada dalam kesulitan, akhlak kita akan terpancar dengan jelas. Apakah kita menjadi sabar, tawakal, dan tetap optimis, atau justru menjadi putus asa dan mengeluh? Keadaan mudah dan sulit dapat memperlihatkan akhlak seseorang. Hal yang paling kentara dan mudah dipehatikan adalah saat melakukan perjalanan atau bersafar. Pada saat itu tergambar dan tercermin keutuhan akhlak seseorang. Keempat hal yang diungkapkan di atas akan terlihat ketika bersafar.

Safar atau perjalanan adalah salah satu ujian akhlak yang sangat baik. Dalam perjalanan,  dihadapi berbagai tantangan dan rintangan yang dapat menguji kesabaran, ketahanan, dan akhlak seseorang. Ungkapan Arab menyatakan, ”Safar itu menyingkap sifat asli manusia dan menampakkan akhlak seseorang.” Umar bin Al-Khatthab radhiallahu ‘anhu  beerkata, ”Ketika ada seseorang yang merekomendasikan temannya, beliau bertanya, ‘Apakah engkau pernah melakukan safar bersamanya? Apakah engkau telah bergaul dengannya?’ jika jawabannya iya. maka ‘Umar pun menerimanya. Jika jawabannya belum pernah, maka ‘Umar akan mengatakan, ‘Engkau belum mengetahui hakikat dan akhlak senyatanya tentang orang itu.’”

Di era modern ini, tantangan untuk menjaga akhlak semakin besar. Pengaruh budaya asing, teknologi yang semakin canggih, dan gaya hidup yang konsumtif dapat menggerogoti nilai-nilai moral kita. Untuk membentuk akhlak yang mulia, kita perlu melakukan beberapa hal, antara lain: mempelajari ajaran Islam, berlatih berkata baik, berlatih berperilaku islami, bergaul dengan orang-orang yang baik, berlatih sabar dan tawakal, serta selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Menumbuhkembangkan terus-menerus perilaku yang sesuatu dengan norman agama, hukum, budaya, dan sosial kemasyarakatan.

Akhlak yang baik adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan memiliki akhlak yang mulia, kita akan hidup harmonis dengan sesama, mendapatkan ridha Allah SWT, dan mencapai kesuksesan dalam segala hal. Akhlak adalah anugerah yang sangat berharga. Mari kita selalu berusaha untuk memperbaiki akhlak kita agar kita menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Padang, 25 Desember 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *