TIGA KATA DAHSYAT

Oleh Zulkarnaini Diran

”Niat, ikhlas, dan tawakal merupakan amalan utama bagi hati. Niat adalah pendorong sebuah amal. Ikhlas, memurnikan ibadah hanya kepada Allah, sementara tawakal adalah kepasrahan serta menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah memaksimalkan usaha. Siapa yang memiliki ketiga hal ini, maka ia akan menjadi muslim yang hebat.” (Al-Qaradhawi, terj., 2023).

Secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan. Dr Umar Sulaiman al-Asyqar, dalam bukunya Fiqih Niat menyatakan,  niat bermakna tujuan. Imam Nawawi mengartikan niat sebagai menuju ke sesuatu dan berkeinginan untuk melakukannya. Berdasarkan pendapat itu, niat diartikan sebagai  tujuan dan keinginan. Sementara secara istilah syar’i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah. Niat terletak di dalam batin atau hati.

Niat pendorong sebuah amal. Setiap amalan atau perbuatan, daya dorongnya ada pada niat. Melakukan sesuatu tanpa niat, berarti tujuannya tidak jelas, keinginannya tidak kentara. Tekadnya pun tidak jelas. Dengan demikian, sesuatu yang dilakukan tidak memiliki orientasi yang jelas, tidak memiliki laras yang nyata. Oleh karena itu Rasullulah SAW menegaskan, “Sesungguhnya amal perbuatan itu diawali dengan niat, dan sesungguhnya bagi setiap insan akan memperoleh menurut apa yang diniatkan…..” (HR Bukhari Muslim)

Niat memiliki dua fungsi. Pertama,  membedakan ibadah satu dengan ibadah lain, kedua,  membedakan tujuan, keinginan, dan tekad mengerjakan ibadah. Bisa jadi dia mengharap ridha Allah atau karena selain-Nya, seperti mengharap pujian, materi, atau jabatan. Oleh karena niat itu terletak di dalam hati atau batin, hanya yang bersangkutanlah yang tahu tentang niat itu. Ya, hanya dialah dengan Allah yang tahu, keinginan, tujuan, dan tekadnya melakukan suatu amal. Akan tetapi, yang jelas dan tegas bahwa niat menjadi pendorong setiap orang melakukan perbuatan, amal, atau ibadah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ikhlas berarti bersih hati, tulus hati. Dalam hal hubungan sesama manusia, ikhlas adalah memberi pertolongan dengan ketulusan hati. Sementara itu, keikhlasan berarti sebuah kejujuran atau kerelaan. Para ulama mendefinisikan ikhlas sebagai seluruh ibadah yang diniatkan kepada Allah SWT bukan yang lain.

Al Raghib dalam kitabnya Mufradat mengatakan ikhlas adalah menyingkirkan segala sesuatu selain Allah. Sahl ibn Abdullah mengemukakan ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan diam hanya untuk Allah SWT. Pendapat lain dari Abu al Qasim al Qusyairi mengatakan bahwa orang yang ikhlas adalah yang berkeinginan untuk menegaskan hak-hak Allah SWT dalam setiap perbuatannya. Menurutnya, orang yang ikhlas akan berbuat sesuatu karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau sanjungan dari manusia. Jadi, ikhlas memurnikan ibadah hanya kepada Allah.

Tawakal adalah berserah diri. Berserah diri kepada Allah. Hanya kepada-Nyalah segala sesuatu diserahkan. Bukan kepada yang lain. Hanya kepada-Nyalah segala sesuatu disandarkan, tidak ada tempat bersandar yang lain. Sejumlah ulama dan  pakar menjelaskan, ”Tawakal adalah menyerahkan segala sesuatu yang dilakukan hanya kepada Allah SWT dengan berusaha (ikhtiar), serta berserah sepenuhnya kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman”. (QS Al-Maidah, 23)

Untuk menjadi muslim yang hebat niat, ikhlas, dan tawakal adalah resepnya. Ketiganya harus dimiliki. Tentu saja kepemilikan ketiga kata itu bukan hanya sekedar kata-kata, bukan sekedar wacana, bukan pula sekedar ”pemanis kata” dalam berorasi. Akan tetapi dimiliki seutuhnya, dimiliki secara total dalam konteks mengimlementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga kata itu ringan diucapkan, tetapi perlu perjuangan berat untuk memilikinya. Niat, niat adalah pendorong untuk beramal. Niat terletak di dalam hati. Niat adalah tekad, tujuan, dan keinginan. Hal ini tidak terlalu sulit dilakukan. Setip insan memiliki tujuan, tekad, dan keinginan untuk berbuat atau beramal. Oleh karena niat terletak pada awal, tentu dimulai sebelum perbuatan atau amal dilakukan. Ini tidak sulit, bahkan paling mudah untuk dilakukan, paling mudah untuk diterapkan, dan paling ringan untuk diimplementasikan. Hal penting adalah ”membiasakan” berniat sebelum melakukan suatu amal atau ibadah.

Niat akan terasa berat jika dipasangkan dengan ikhlas. Ya, niat ikhlas, itu berat untuk dilaksanakan. Al-Qaradhawi mengatakan, ”ikhlas mencakup dua hal yaitu menyertakan niat dan membebaskannya dari berbagai noda”. Di sinilah letak perjuangannya. Ketika kita ingin beramal, kita berniat semata-mata hanya karena Allah SWT. Pada saat itu juga datang syetan untuk menggoda. Godaan itu adalah bewujud berbagai noda. Niat ikhlas tadi diintervensi oleh syetan dengan memasukkan kekotoran di dalamnya. Misalnya beramal karena ingin terkenal, pupuler, mendapat pujian dari manusia, dan sebagainya. Di isnilah beratnya berjuang untuk “niat yang ikhlas” dalam beramal dan beribadah kepada Allah.

Untuk berniat dengan ikhlas dalam beramal perlu usaha maksimal. Al-Qaradhawi mengingatkan, “Peliharalah pintu-pintu masuk syetan ke dalam jiwa. Bersihkan jiwa dari unsur ria, kesombongan, gila kedudukan, suka berpenampilan, dan pamer. Unsur-unsur itu lebih banyak menguasai jiwa manusia. Syetan masuk dari unsur-unsur itu. Jika itu terpelihara, syetan tidak akan mampu memasuki jiwa”. Ketika Rabbani bertanya, ”Apakah yang paling berat bagi jiwa?” Sahl bin Abdullah At-Tustari menjawab, “Hal yang paling berat bagi jiwa adalah ikhlas”. Jadi, untuk mendapatkan niat ikhlas dalam beramal dan beribadah, kita terus berlatih untuk membentengi diri dari “rayuan seyetan”. Caranya ialah membersihkan jiwa dari hal-hal yang menjadi pintu masuknya.

Tawakal adalah sikap menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Pasrah kepadanya. Pasrah itu baru dimunculkan setelah berusaha, berikhtiar. Usaha itu adalah aktivitas pisik dan doa. Usaha dan doa, kemudian baru dipasrahkan kepada Allah. Upaya yang dilakukan tentulah maksimal, sesuai dengan kaidah-kaidah ibadah yang ditetapkan. Sesuai dengan ketentuan beramal yang telah digariskan. Artinya, ikhtiar itu sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Setelah itu barulah berserah diri, menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.

Tawakal merupakan pekerjaan hati, sedangkan usahanya adalah pekerjaan pisik atau raga. Keduanya terkombinasi jika dilandasi dengan iman yang kuat. Maka para ulama mengatakan, tawakal adalah puncak tertinggi dari iman. Seseorang yang senantiasa bertawakal kepada Allah SWT adalah orang yang memiliki iman sangat kuat. Allah SWT berfirman, “Dan hanya kepada Allah-lah kamu harus bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23). Tawakal ini pun merupakan hasil dari perjuangan yang amat berat. Meskipun berat kita tentu senantiasa berupaya untuk memperolehnya, untuk menjadikan diri menjadi hamba yang bertawakal kepada-Nya.

Niat, ikhlas, dan tawakal adalah kata-kata ”dahsyat” yang menjadikan seorang hamba menjadi muslim hebat. Untuk mendapatkan dan merealisasikan ketiga kata itu memerlukan perjuangan terus-menerus. Upaya yang tidak henti. Hal itu merupakan proses bagi seorang muslim yang beriman untuk mendaptkan Ridha Allah SWT. Mari kita terus berjuang, berupaya untuk memasang niat yang iklhas, berikhtiar dan berdoa, kemudian bertawakal kepadanya. Ibnu Qayyim mengatakan, ”Tugas hamba Allah itu hanya dua, yakni beriktiar dan berdoa, hasilnya Allah SWT yang menentukan”. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita, amin YRA. Terimakasih, semoga tulisan sederhana ini bermanfaat. Salam!

Manna, Bengkulu Seltan, 3 Februari 2025 B

Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber, di anataranya:

  1. Fii Ath-Thariq Ilallah, An-Niyyah wal Ikhlas, At-Tawakkal,  Dr. Yusuf Al-Qaradhawi (terjemahan dengan judul: Serahkan Hidupmu hanya pada Allah)
  2. Nida-atur Rahman li Ahlil Iman, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi (terjemahan dengan judul: 90 Seruan Ilahi dalam Al-Quran)
  3. Dan sumber-sumber lain

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *