REZKI

Oleh Zulkarnaini Diran

Setiap makhluk  rezkinya telah tersedia.  Tentu yang dimaksud adalah makhluk hidup, makhluk bernyawa. Rezki itu datang dari Allah, bukan dari selain-Nya. Allah menjanjikan itu untuk makhluknya. Tidaklah mungkin Yang Maha Pemberi Rezki itu akan mangkir dari janji-Nya. Oleh karena itu, makhluk, khususnya manusia tidak perlu cemas atau khawatir tidak kebagian rezki itu. Yakinilah, rezki itu akan diterima, ya!

Allah itu Maha Pengasih. Atas kepengasihan-Nya itu, setiap makhluk termasuk manusia dilimpahinya rezki. Allah tidak pilih kasih dalam hal ini. Orang, orang jahat, orang beriman, orang kafir, dan sebagainya dilimpahi Allah dengan rezki. Itu kenyataan dan realitas bahwa Allah tidak pilih kasih, tidak membeda-bedakan hamba-Nya dalam hal ini. Lihatlah kenyataan itu di sekeliling kita. Ada dan benarkan?

Allah SWT berfirman, “Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Hud, 6)

Ibnu al Manzhur rahimahullah di dalam bukunya Lisan al-’Arab (terj.) menjelaskan, ”Ar rizqu, adalah sebuah kata yang mengandung dua makna. Pertama, yang bersifat zhahirah (nampak terlihat), semisal bahan makanan pokok, dan lain-lain. Kedua, yang bersifat bathinah bagi hati dan jiwa, berbentuk pengetahuan,  ilmu-ilmu, dan sebagainya.” Ternyata rezki itu bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk nonmateri. Para ulama juga menyebut, waktu, kesempatan, kesehatan, dan iman juga berupa rezki dari Allah. Ada yang mendefinisikan bahwa semua karunia Allah adalah rezki bagi hamba-Nya. Tentu hal itu tidak dapat dinafikan karena itu benar.

Untuk mendapatkan jaminan rezki Allah itu tentu diperlukan syarat. Syarat utamanya adalah ikhtiar, upaya, dan usaha. Ada tindakan untuk mendapatkannya. Tindakan itupun hendaklah dilakukan berdasarkan panduan, tuntunan, dan pedoman dari Allah dan rasul-Nya. Artinya, untuk mendapatkan rezki tidak dengan ”menghalalkan segala cara”, harus berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Yang Maha Pemberi Rezki dan Maha Kuasa. Hal itu ditegaskan Allah di dala firman-Nya, ”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung“. (QS Al-Jumu’ah, 62: 10). Allah memberikan waktu yang tepat untuk menjemput rezki, yakni setelah menunaikan salat dan setiap saat mengingat (berzikir kepada) Allah sebanyak-banyaknya. Itu dari segi waktu dan aktivitas batin.

Rasulullah SAW bersabda, ”Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram”.  (HR Ibnu Majah No 2144). Untuk mendapatkan rezki hendaklah bertaqwa dan menempuh jalan yang baik. Proses mendapatkan rezki itu haruslah benar, haruslah baik, dan harus berdasarkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Ada motivasi dari Rasulullullah SAW untuk bersungguh-sungguh mendapatkan jatah rezki yang disediakan Allah. Hal itu tercantum dalam sabdanya, ” ‘Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya yang kecil maka ia berada di jalan Allah. Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua orang tuanya yang telah berusia lanjut maka ia berada di jalan Allah. Bila dia keluar demi mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga kehormatannya maka ia berada di jalan Allah. Namun, bila dia keluar dan berusaha untuk riya (mencari pujian orang) atau untuk berbangga diri maka ia berada di jalan setan’.” (HR. At Thabarani).

Keluar rumah mencari rezki untuk keluarga (anak-anak), untuk orang tua, dan untuk diri sendiri kita berada di jalan Allah. Hal ini motivasi luar biasa yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW kepada umatnya. Akan tetapi kalau untuk riya dan berbangga diri berarti menempuh jalan syetan. Diniatkan dan diupayakan menjeput rezki untuk anak (keluarga), untuk orang tua, dan untuk diri sendiri merupakan ibadah, karena berjalan di jalan Allah adalah ibadah. Ini motivasi luar biasa yang disampaikan Rasul kepada para pencari rezki.

Imani, bahwa rezki datang dari Allah. Rezki itu berupa materi dan nonmateri. Dia memberi jaminan mutlak bahwa rezki hamba-Nya sudah tersedia. Hal itu tidak perlu diragukan lagi. Dari mengimani hal itu, manusia dituntut berupaya, berikhltiar, dan berusaha untuk mendapatkan rezki itu. Cara mendapatknnya adalah menempuh jalan yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Pada akhirnya, Allah menegaskan di dalam firman-Nya, ”Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At-Taalaq,65: 3)

Manna, Bengkulu Selatan, 5 Februari 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *