Oleh Zulkarnaini Diran

Pagi ini, Jumat 24 Oktober 2025 saya mendapat penghormatan. Empat orang siswa MTsN 7 Limapuluh Kota di Mahat (Maek) mengundang saya untuk presentasi hasil penelitiannya. Undangan itu disampaikan pembimbingnya dua pekan yang lalu. Baru hari ini dapat saya penuhi. Keempat siswa itu sangat mahir dan lancar mempresentasikan hasil penelitiannya. Ada dua hasil penelitian yang ditampilkan yakni ”Generasi Muda dan Krisis Profesi Petani Sawah (Studi Ketahanan Pangan di Nagari Maek, Sumatra Barat)”. Penelitinya Nasyila Amaliah dan Hanifa Nur Fazira. Penelitian kedua berjudul, ”Kajian Ekonomi – Sosial: Gender Streotip dan Peran Buruh Tani Perempuan di Nagari Maek” dengan peneliti Az Zaharatul Hassifa dan Stevanya Angela. Keempat siswa dengan dua penelitiannya itu akan berlaga di tingkat nasional bulan Novmber 2025 ini.
Ini kali kedua saya mendapat penghormatan menyaksikan presentasi ”anak Maek” yang berlajar di MTsN 7 Limapuluh Kota. Tahun yang lalu satu penelitian yang ditampilkan. Penelitian tahun lalu itu tercatat ”berkutat” di tingkat nasional. Kalau tidak salah mereka berhasil menjadi pemenang ”peringkat tiga” dalam lomba penelitian siswa nasional itu. Saya menyebutnya penghormatan karena diberi kesempatan untuk memberi masukan oleh Kepala Madrasah dan Pembimbingnya sebelum berangkat menguji kemampuan di tingkat nasional. Kesempatan untuk memberi masukan kepada mereka saya rasakan sebagai penghormatan.
Presentasi yang dilakukan secara ”virtual” itu, menimbulkan kesan sangat positif kepada saya. Kesan pertama adalah merasa ”bangga”. Rasa bangga terhadap prestasi siswa yang meneliti, pembimbing, dan kepala madrasah. Mengapa tidak, anak-anak di nagari ”paling ujung” di Kabupaten Limapuluh Kota mampu meneliti dan dapat memperlihatkan kebolehan dan prestasi di tingkat nasional. Ini capaian yang luar biasa. Rasa bangga itu diiringi oleh apresiasi atau penghargaan. Penghargaan pantas diterima oleh Kepala Madrasah, Pembimbing, dan anak-anak yang terus bersemangat untuk meneliti. Begitu banyak madrasah di Limapuluh Kota, di Sumatra Barat, mereka ada di antara yang dapat menembus berbagai ringtangan hinggga mendapat ”tiket pesaawat gratis” pergi dan pulang dari Jakarta. Alhamdulillah, mereka pantas mendapat apresiaasi.
Sebagai orang Mahat (Maek) saya mengucapkan terima kasih tidak berhingga kepada Kepala Madrasah, Ibu Hajjah Teti Asmarni, M.Pd., Pembimbing, Ibu Susilatika Khitmawati, S.Pd., Ibu Lara Yulianti, S.Pd., dan Majelis Guru MTsN 7 Limapuluh Kota. Mereka telah berkorban untuk membina anak-anak ”nagari terujung” ini hingga berprestasi di tingkat nasional. Semoga jerih payahnya menjadi amal saleh dan amal jariyah, amin. Kepada anak-anak Mahat (Maek) kita berikan semangat, bahwa prestasi khususnya dan masa depan yang cerah umumnya tidak dapat diperoleh tanpa usaha dan kerja keras. Usaha dan kerja keras yang diiringi dengan ketekunan akan berbuah manis untuk diri dan bermanfaat bagi orang lain. Semoga kalian yang berempat ini akan kembali mengukir prestasi di tingkat nasional bulan Novmber 2025 ini. ”Atuak” turut berbangga atas kerja keras dan ketekunan kalian. Semoga dalam Ridha Allah SWT, amin!
Manna, Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, 24 Oktober 2025
