BAHAN AJAR BUATAN GURU, WUJUD OTONOMI SEKOLAH

Rabu, 24 Februari 2010. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Guguk, 50 Kota merancang bahan ajar. Perancangan bahan ajar dilakukan oleh sejawat guru, dipandu oleh Drs. Jaswir, M.M.Pd. dan dinarasumberi oleh Zulkarnaini dari LPMP Sumatera Barat.
Kegiatan diawali dari mereviu dan merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang memenuhi standar adalah RPP yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Satndar Proses. Dari RPP standar itulah dikembangkan bahan ajar yang nanti akan bermuara ke bahan ajar buatan guru.
Di dalam diskusi dan workshop dikembangkan dua kelompok bahan ajar. Kedua kelompok itu adalah bahan ajar standar dan bahan ajar penunjang. Bahan ajar standar terdiri dari standar nasional dan standar lokal. Bahan standar nasional dikembangkan dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam Satndar Isi (SI) dan bahan standar lokal dikembangkan dari indikator yang terdapat pada silabus dan RPP. Bahan ajar penunjang dikembangkan atas dasar kebutuhan peserta didik. Kebutuhan peserta didik dilihat dari tiga hal yakni kebutuhan untuk mempelajari materi standar, kebutuhan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, dan kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat.
Kegiatan diakhiri dengan komitmen, “sejawat guru SMA 1 Guguk mengembangkan bahan ajar buatan guru”. Selamatlah untuk rekan guru.

8 comments

  1. Waalaikum salam W.W.,
    Terimakasih, Af. Jika bahan ajar yang ditulis pada tahun 90-an masih terasa manfaatnya sampai sekarang, bapak sangat tersanjung. Jika kini, bapak menjelaskan sesuatu kepada guru, mengajurkan sesuatu yang harus dilakukan guru, mengajak guru untuk begini dan begitu, sebenarnya lebih banyak bertolak dari faktor empirik. Kalau ada faktor teoretiknya, mungkin persentasenya sangat sedikit. Faktor pengalamanlah yang membuat itu semua menjadi nyata. Faktor pengalamanlah yang membuat imabaun, anjuran, dan ajakan itu menjadi konkret. Artinya, sesuai tugas bapak sebagai widyaiswara, yang pernah dilakukan, itulah yang dikatakan. Bukankah hal terbaik, “mengatakan apa yang dilakukan dan melakukan apa yang dikatakan?” Makasih atas apresiasimu Af dan makasi juga mematrikan nama bapak di dalam cerpen itu. Tetapi bapak masih harus bertanya, “Apakah memang selalu berkahir dengan cara seperti itu?” Atau memang setiap awal akan berakhir, atau setiap akhir selalu bermula dari awal? Salam.

  2. ass..pak,maaf sebelumnya.Rpp mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau untuk SD kok belum ada di internet y pak…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *