Amal saleh adalah amal yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah. Motivasi amal saleh adalah ridha Allah. Tidak ada alasan lain untuk mengerjakannya. Amal saleh bukan dikerjakan supaya dilihat orang, supaya dapat pujian dari masyarakat, supaya dapat penghormatan, supaya mendapat tempat dalam situasi tertentu, supaya terjadi pencitraan diri, bukan. Bukan karena alasan-alasan yang duniawi itu. Amal saleh adalah amal yang dikerjakan hanya semata-mata karena Allah.
Amal saleh diawali dengan niat. “Setiap pekerjaan dimulai dengan niat, untuk manusia hanya apa yang diniatkannya”. Tentu, sebelum kita mengerjakan amal saleh diawali dengan niat. “Kulakukan pekerjaan ini hanya semata-mata karena Allah atau aku sengaja melakukan pekerjaan ini semata-mata hanya karena Allah”. Jika niatan sudah dimulai seperti itu, pekerjaan yang dilakukan tentu akan berjalan dengan baik. Lancar-tidaknya pekerjaan yang diniatkan karena Allah itu tergantung kepada panduannya. Kalau niatnya karena Allah, tentu panduan utama yang dipedomani adalah kitabullah dan Sunnah Rasul. Jadi, amal saleh diniatkan karena Allah dan panduan pengerjaannya adalah kitabullah dan Sunnah Rasul.
Tiap hari, mungkin pagi, sore, atau tengah malam kita selalu mengoreksi diri, merenung sambil menginrospeksi diri, atau bermuhasabah. Renungkan itu akan menjadikan evaluasi diri untuk hari itu. Kita akan merasakan bahwa hidup hari ini baik, kurang baik, atau tidak baik. Perenungan itu akan mengantarkan perasaan kita bahwa hidup hari menyenangkan, kurang menyenangkan, atau tidak menyenangkan. Hal itu hanya akan dirasakan oleh mereka yang memang tiap hari melakukan muhasabah, melakukan evaluasi diri.
Bila hari ini terasa lebih baik dan lebih menyenangkan berarti amal-amal yang dilakukan sehari itu merupakan amal saleh. Sebaliknya, jika kurang baik/menyenangkan atau belum baik/menyenangkan, berarti amal hari itu perlu dikoreksi untuk hari berikutnya. Seperti kutiapan ayat di atas, Allah menjanjikan untuk laki-laki atau perempuan beriman yang melakukan amal saleh adalah kehidupan yang baik. Melakukan refleksi setiap hari terhadap amal-amal yang dilakukan sangatlah diperlukan, terutama untuk meningkatkan kualitas amal kita.
Indikator utama amal saleh adalah “merasakan” kehidupan yang baik atau menyenangkan. Hal itu lebih nyata, lebih konkret karena dirasakan langsung oleh individu. Perasaan individu tentang diri pastilah tidak berbohong. Hari ini lebih baik dan lebih menyenangkan akan dirasakan oleh individu secara mendalam. Tidak akan terjadi pembohongan kalau digunakan untuk “merefleksi” diri dan amal hari itu. Jadi, mari kita tingkatkan “kualitas dan kuantitas” amal saleh kita dengan cara selalu “merefleksi diri” atau “bermuhasabah” dengan menggunakan indikator “kehidupan yang baik” atau menyenagkan. Semoga Allah senantiasa meridhai kita, amin.
Padang, 7 April 2015