POHON BERMUTU

Program BERMUTU diluncurkan dua tahun yang lalu. Tahun ini masuk tahun kedua di Sumatera Barat. BERMUTU adalah akronim, kependekan. Kepanjangannya adalah Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgriding. Bila diindonesiakan mengandung arti “peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan komepetensi dan kinerja guru”. Hanya enam dari sembilan belas kabupaten kota di Sumatera Barat yang mendapat program ini. Lima kabupaten yang mendapat adalah Pasaman, Tanahdatar, Solok, Sijunjung, dan Dharmasraya. Satu kotanya adalah kota Payakumbuh. Program ini memberikan bantuan dalam bentuk dana bantuan langsung (DBL) kepada kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah pada pendidikan dasar ( SD dan SLTP).

Kelompok kerja Sekolah Dasar (SD) yang mendapat DBL adalah Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS). Dua kelompok terkahir (KKKS dan KKPS) mendapat DBL karena KKG di daerahnya mendapat bantuan yang sama. Rasionalnya adalah, KKPS mendapat bantuan supaya ikut bersama-sama membina KKKS dan KKG. KKKS mendapat bantuan supaya bersama-sama membina KKG. Untuk kepentingan pembinaan itu, KKPS mendapat jumlah bantuan lebih banyak dari KKKS. KKKS mendapat bantuan lebih banyak dari KKG. Hal itu memang terkait dengan konsep BERMUTU, yakni peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan konerja guru. Pengawas sekolah melalui KKPS, kepala sekolah melalui KKKS bersama-sama membina guru untuk peningkatan komepetnsi dan kinerjanya yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Kelompok kerja Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mendapat DBL adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). MGMP yang diprioritaskan ada empat mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dua kelompok lagi yang mendapat bantuan adalah Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Musyawarah Kerja Pengaws Sekolah (MKPS). Seperti juga di SD, kedua kelompok terakhir mendapat DBL karena MGMP di daerahnya memperoleh dana bantuan langsung (DBL) yang sama. Intinya sama, supaya kedua kelompok terkahir bersama-sama membina guru SMP di kelompoknya, yaitu MGMP.

Setiap kelompok penerima DBL wajib melaksanakan pertemuan. Dalam satu tahun sekurang-kurangnya mengadakan pertemuan enam belas kali. Pertemuan yang enambelas kali itu diisi dengan materi-materi yang berorientasi kepada peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Setiap pertemuan dipandu oleh guru pemandu, kepala sekolah pemandu, dan pengawas pemandu. Para pemandu berkewajiban memandu setiap kegiatan dan setiap pertemuan. Untuk memudahkan para pemandu bekerja, program BERMUTU menyediakan bahan belajar mandiri (BBM) yang dikembangkan dalam bentuk modul-modul. Modul tersebut dapat diunduh melalui situs BERMUTU dan juga dibagikan kepada setiap pemandu dan pengurus kelompok kerja.

Selain pertemuan yang enam belas itu, setiap kelompok diharuskan mengadakan pertemuan awal yakni tiga kali pertemuan bagi penerima DBL baru (tahun pertama) dan satu kali pertemuan bagi penerima DBL lama (tahun kedua). Pertemuan awal itu pada dasarnya pertemuan persiapan untuk pertemuan reguler (enam belas kali). Hal-hal yang akan dilaksanakan pada pertemuan reguler, tagihan-tagihan yang harus dipenuhi, tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta, bantuan yang diperlukan dari pemerintah daerah, dan sebaginya, dibahas pada pertemuan persiapan itu. Dengan pertemuan awal tersebut diharapkan semua peserta program benar-benar memahami keberadaan BERMUTU sebagai upaya untuk peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru.

Model pembelajaran dalam program BERMUTU adalah memadukan enam hal pokok. Keenam hal pokok itu adalah penelitian tindakan kelas (PTK), kajian pembelajaran (lesson study), studi kasusu (case study), PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan manajemen berbasis sekolah (MBS). Keenam hal dipadukan dalam satu kesatuan sehingga merupakan sebatang pohon yang lengkap. Pohon belajar yang komprehensif dan holistik. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan memadukan keenam elemen itu.

Saya menyebutnya pembelajaran dengan “pohon BERMUTU”. Batang utamanya adalah penelitian tindakan kelas. Cabang-cabangnya adalah lesson study, case study, dan PAKEM. Pangkal batangnya adalah KTSP, dan akarnya adalah MBS. Artinya, pembelajaran berlangsung dalam suasana melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas diawali dengan case study (studi kasus). Hasil studi kasus adalah identiikasi masalah pembelajaran yang merupakan langkah awal PTK. Lesson study hadir sebagai pelaksanaan tindakan dalam PTK. Pelaksanaan tindakan akan memperlihatkan kolaborasi antara guru dalam proses pembelajaran. PAKEM berfungsi untuk melahirkan model-model dan inovasi pembelajaran. KTSP merupakan pangkalnya, basisnya. Sedangkan MBS sebagai akarnnya adalah untuk mencari makanan agar pohon ini tetap hidup. Itulah gambaran dari kegiatn BERMUTU yang saya sebut dengan POHON BERMUTU. (zulkarnaini.net)

2 comments

  1. Ass P.Zul..kapan program BERMUTU untuk kab.lima puluh kota pak? Apakah hanya 4 mata pelajaran saja yg mendapatkanya?

    1. Waalaikum salam, Bu Elfi. Saya tidak tau pasti. Program BERMUTU sekarang akan berakhir tahun 2013. Mungkin setelah itu akan ada desiminasi. Sebenarnya kalau ada kemauan Dinas Pendidikan dan sekolah, tahun ini sudah dapat dimulai. LPMP siap membantu. Ya, tergantung yang berkompetenlah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *