Penyusunan bahan ajar atau modul diklat adalah salah satu dari sekian banyak tugas widyaiswara. Kewajiban menyusunan bahan ajar itu tertuang di dalam Keputusan Menegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 14/2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Oleh karena itu, kemampuan widyaiswara dalam menyusun bahan ajar perlu ditingkatkan dan dikembangkan terus-menerus. Kata Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Barat yang diwakili Kepala Bidang Pemetaan dan Supervisi Mutu Pendidikan (PSMP), Drs. Derismen dalam acara pembukaan workshop penyusunan bahan ajar standar nasional Selasa (12/4) di LPMP Sumbar.
Workshop penyusunan bahan ajar standar nasional itu diikuti oleh lima belas orang widyaiswara dan sejumlah teknisi dari bidang PSMP. Bahan ajar yang disusun meliputi lima standar nasional pendidikan yakni standar isi, standar kompetensi lulusan, standar penilaian, dan standar pengelolaan. Kegiatan yang didampingi langsung oleh Kabid PSMP dan Kasi Supervisi Dra. Nellis, M.Pd.
Penyusunan bahan ajar berlangsung selama lima hari. Materi tiap bahan ajar meliputi konsep-konsep dan teknik penerapannya pada satuan pendidikan. Pola penyusunan bahan ajar mengikikuti pola yang disarankan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan oleh widyaiswara untuk penghitungan angka kreditnya. Selain itu, bahan ajar tersebut akan digunakan oleh LPMP Provinsi Sumatera Barat untuk melakukan pendampingan satuan pendidikan dasar dan menengah di provinsi ini.
Penyusunan bahan ajar standar nasional ini menggunakan metode diskusi, penugasan, dan peresentasi. Bahan-bahan yang menjadi acuan konsep dan aplikasi didiskusikan untuk mendapatkan bahan yang valid. Hasil diskusi dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang mengacu kepada ketentuan LAN dan BKN&RB. Penuangan ke dalam format-fotmat acuan itu melaahirkan draf bahan ajar. Untuk penyempurnaan, bahan tersebut dipresentasikan dan dikritisi, diberi masukan, dan disempurnakan oleh peserta workshop.
Widyaiswara LPMP yang menjadi pelaku utama kegiatan ini memberikan apresiasi kepada Bidang PSMP yang telah menggagas kegiatan. Hal itu selain dapat membantu widyaiswara untuk mengumpulkan angka kredit juga menjadi wahana berbagi imformasi antarsesama. “Seyogyanya, hal ini memang dilakukan setiap tahun dan untuk setiap kegiatan. Dengan demikian, widyaiswara akan memiliki persepsi dan resepsi yang sama terhadap setiap kegiatan diklat atau pendampingan,” kata Drs. Haji Ajisman widyaiswara senior yang juga Koordinator Widyaiswara LPMP Sumbar. (http:// zulkarnaini.net)
bagus artikelnya. salam kenal dari http://budiharso.wordpress.com
Makasi, Mas. Salam kenal juga