Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat menyelenggarakan Workshop Capacity Building untuk para widyaiswara, pejabat struktural, dan staf 30 Oktober sampai dengan 1 November 2011 di kantor lembaga tersebut. Kegiatan diikuti oleh 25 orang peserta. Materi yang dilatihkan meliputi Penulisan Modul, Penelitian Ekperimen, dan Penulisan Buku Teks. Kegiatan dinarasumberi oleh Prof. Dr. Hermawati Syarif untuk penulisan modul, Prof. Dr. Agus Irianto untuk penelitian ekperimen, dan Prof. Dr. Jufrizal, M.Hum.
Kepala LPMP Sumbar, yang diwakili Kepala Bidang Pemetaan dan Supervisi Drs. Derismen dalam pengarahannya pada acara pembukaan menegaskan bahwa kompetensi menulis harus dimiliki oleh widyaiswara dan para staf. Hal itu penting karena terkait dengan tugas pokok dan fungsi widyaiswara. Oleh karena itu, lembaga berusaha memnfasilitasi para widyaiswara untuk meningkatkan kompetensi dalam menulis, terutama menulis modul, laporan penelitian, dan buku teks. Derismen atas nama kepala LPMP mengharapkan agar peserta mengikuti kegiatan ini dengan tekun dan bersugguh.
Prof. Dr. Hermawati Syarif, Guru Besar FBSS UNP pada kegiatan ini menyajikan makalah “Penulisan Modul Pembelajaran” , Prof. Dr. Agus Irianto, Guru Besar UNP menyajikan, “Penelitian Ekperimen”, dan Prof. Dr. jufrizal, M.Hum. menyajikan, “Ke Arah Memahami dan Menulis Buku Teks”. Hermawati Syarif menguraikan secara ringkas dan sistematis teknik penulisan modul pembelajaran. Langkah-langkah sistematis itu memungkinkan peserta untuk dapat memulai kegiatan menulis modul, terutama untuk pembelajaran di dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) sesuai dengan tugas pokok widyaiswara di LPMP. Prof. Agus Irianto menyajikan fase-fase kerja penelitian eksperimen. Sajiannya berakhir dengan pemberian tugas menyusun desain penelitian eksperimen. Sedangkan Prof. Jufrial, Guru Bear Linguistik FBSS-UNP menyajikan konsep, jenis, dan prosedur menyusun buku teks.
Menurut Jufrial, menulis diawali oleh sarjana Timur, jauh sebelum muncul Universitas di Atena. Aksara Arab, Sangskerta, dan Cina merupakan tulisan-tulisan awal pendokumentasian ilmu. Sampai sekarang masih dapat dilihat bukti-buktinya. Tulisan merupakan sarana pendokumentasian ilmu dan pengetahuan, kata profesor linguistik ini.
Buku adalah bentuk tulisan yang mendokumentasikan ilmu. Buku teks adalah buku yang secara formal dipergunakan untuk mempelajari mata pelajaran atau kuliah di sekolah atau di perguruan tinggi. Buku teks dapat berupa pegangan siswa/mahasiswa, buku teks pegangan guru/dosen, dan buku kerja siswa/mahasiswa, kata Jufrial.
Jufrial menawarkan kerangka buku teks pegangan guru/dosen sebagai berikut; (1) pokok bahasan; (2) tujuan pembelajaran; (3) metode, teknik, dan media pembelajaran; (4) materi pembelajaran; (5) bacaan lanjutan; (6) informasi pengembangan ; (7) latihan/tugas; dan (8) kunci latihan/tugas.
Menurut Jufrial, Guru Besar Linguistik yang masih muda ini, kerangka buku pada dasarnya dapat berbeda. Perbedaan itu lebih ditentukan oleh pola pikir dan cara belajar suatu etnis atau bangsa. Bangsa Eropa, Amerika, akan berbeda format buku yang disukainya dibandingkan dengan format buku yang disukai oleh bangsa lain. Selanjutnya dikatakan, khusus untuk orang “kita” biasanya memang memerlukan pola dan format yang terpola. Format-format itu justru sangat diperlukan. Bahkan laporan penelitian pun juga perlu ditentukan formatnya, kata Jufrial.
Buku adalah lembaran ilmu yang dapat membuat dunia lebih baik atau buruk