Oleh Zulkarnaini Diran
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.” (QS Az-Zalzalah: 7-8)
Hidup adalah pilihan. Ada pilihan baik ada pilihan buruk. Ada pilihan untuk mengerjakan kebaikan dan ada pilihan mengerjakan kejahatan. Setiap pilihan selalu ada resiko. Pilihan-pilihan hidup kita adalah pilihan atas resiko-resiko pula. Resiko adalah balasan atas kerja yang dilakukan. Besar kecil resiko yang dihadapi tergantung kepada besar kecilnya kualitas dan kuantitas pekerjaan. Pilihan kita yang mana? Tergantung kepada setiap individu.
Setiap kebaikan ada balasannya. Sekecil apapun kebaikan yang dilakukan, balasannya akan dirasakan, akan dilihat. “Jangan pernah menyepelekan kebaikan sama sekali, meskipun itu hanya senyuman wajah saat berjumpa saudara.” (HR.Muslim). Betapa mudahnya berbuat kebaikan. Berbuat kebaikan tidak memilih waktu dan tempat. Kapan saja dan di mana saja kebaikan dapat dikerjakan. Senyum ketika bertemu dengan saudarapun adalah kebaikan. Allah menegaskan, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya akan melihat (balasan)-nya” (QS Az-Zalzalah:7).
Rasullulah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda, “Suatu saat ada anjing yang hampir mati kehausan mengitari sumur. Mendadak seorang pelacur Bani Isra’il melihatnya dan seketika itu juga ia melepaskan sepatunya untuk menimba air, lalu ia meminumkan kepada anjing itu. Dan ia mendapat ampunan dari Allah karenanya” (HR Muslim). Wanita pelacur ini telah melakukan kebaikan. Ia menolong seekor anjing yang hampir mati kehausan. Dia bukan ahli ibadah, bukan orang saleh, namun karena kebaikan yang ia lakukan mendapat balasan ampunan dari Allah. Masyaallah.
Sebaliknya, setiap kejahatan ada balasannya. Sekecil apapun kejahatan yang dilakukan, balasannya akan dlihat dan dirasakan. Kata Allah, “Barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zdarrah, niscaya akan melihat (balasan)-nya.” (QS Az-Zalzalah:8). Oleh karena sekecil apapun kejahatan akan ada balasannya, setiap orang akan berupaya mencegah dirinya melakukan kejahatan-kejahatan atau kesalahan-kesalahan kecil. Hamka pernah berkata, “Hindarilah kesalahan-kesalahan/dosa-dosa kecil karena akan bermata rantai kepada kesalahan-kesalahan/dosa-dosa besar”.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengisahkan dari hewan-hewan melata di bumi, sehingga kucing itu mati kelaparan Seorang wanita masuk neraka lantasan seekor kucing. Wanita itu menyekapnya, tidak memberinya makanan, ia juga tidak melepaskannya agar mencari makan sendiri (HR Al-Bukhari dan Muslim). Nerakalah imbalan yang diterima oleh wanita itu. Kejahatan yang dilakukannya hanyalah kepada seekor kucing. Tetapi kejahatan tetap kejahatan. Kepada siapa dan apapun tetap kejahatan, imbalannya selalu tersedia dari Allah.
Begitu kita bangun pagi hari, begitu kita lihat matahari tersenyum di ufuk timur, saat itu kehidupan baru kita mulai. Tiap hari kita menghadapi kehidupan baru, kehidupan yang tidak sama dengan kemaren dan hari-hari sebelumnya. Kehidupan yang lalu tidak akan kembali lagi, kehidupan yang ditempuh tidak mungkin dipungut kembali. Oleh karena itu, begitu setiap pagi memulai kehidupan baru, mari kita niatkan, praktikkan, lakukan, dan kerjakan kebaikan-kebaikan. Sekecil apapun kebaikan tetap akan mendapat imbalan dari Allah.
Begitu kita akan berangkat ke pembaringan, akan melaksanakan tidur pada malam hari, mari kita lakukan “refleksi” atau “muhasabah” terhadap kejahatan-kejahatan yang telah kita lakukan pada hari itu. Kita hitung-hitung kesalahan dan kejahatan itu, kemudian kita memohon ampunan dari Allah. Pada malam itu juga kita buat “komitmen” untuk tidak mengulang kejahatan yang sama esok harinya. Semoga Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyang melipatgandakan pahala kebaikan kita dan mengampuni segala kejahatan dan kesalahan kita, amin yarobbal alamin.
Padang, 10 April 2015