Oleh Zulkarnaini Diran
”Manusia adalah makhluk penuh misteri. Belum ada ilmuwan yang mampu menyingkap semua dimensi misteri kehidupan manusia,” kata ahli filsafat. Pernyataan itu tentu benar, benar dalam kajian ilmiah atau akademik. Pernyataan itu pun tidak terbantahkan sampai kini, meskipun para ilmuwan tidak pernah berhenti bekerja untuk menyingkapnya.
Dunia pendidikan juga berupaya membuka tabir misteri itu. Pendidikan Berbasis Fitrah (Fitrah Based Education) menapaki misteri itu dari fitrah manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci, bersih, dan lurus. Dari rahim bunda manusia telah dibekali dengan fitrah-fitrah itu. Bekal itulah yang dibawa bayi ke dunia dan akan menjadi landasan baginya untuk menempuh hidup dan kehidupan. Bekal fitrah bawaan itulah yang menjadi modal dasar baginya mengharungi masa depan.
Ada dua fitrah bawaan manusia dari rahim bundanya. Kedua fitrah itu adalah fitrah generik (umum) dan fitrah spesifik (khusus – unik). Fitrah generik adalah fitrah yang bersifat umum. Fitrah jenis ini didapat oleh semua manusia. Fitrah tauhid atau ketuthanan, jujur, adalah beberapa contoh fitrah generik ini. Fitrah-fitrah yang bersifat umum atau generik ini dibawa oleh semua manusia dari rahim bundanya. Ini akan menjadi bekalnya untuk hidup di dunia.
Kedua, adalah fitrah spesifik, khusus. Fitrah jenis ini perolehannya berbeda untuk setiap insan. Fitrah tertentu dimiliki oleh orang tertentu, orang lain tidak memilikinya. Dua anak yang lahir dari rahim yang sama dan kembar pula, dapat berbeda fitrah khusus atau spesifiknya yang dimilikinya. Oleh karena itu, fitrah jenis keduanya ini sering disebut dengan fitrah “unik”. Hal ini pulalah yang membedakan anatara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam konteks fitrah. Bakat, hobi, minat, dan perhatian terhadap sesuatu yang khas atau khusus adalah contoh dari fitrah jenis ini.
Kedua jenis fitrah itu sifanya suci, bersih, benar, dan lurus. Pendidik (orang tua, guru, dan sejenisnya) selayaknya mengenali fitrah yang dimiliki anak-anak dan atau peserta didiknya. Pengenalan terhadap kedua fitrah itu bagi pendidik sangatlah penting. Hal ini berkaitan dengan tugas para pendidik untuk menumbuh-kembangkan fitrah-fitrah bawaan itu. Mustahillah pendidik dapat menumbuh-kembangkannya secara optimal tanpa mengenali fitrah-fitrah itu. Di dunia pendidikan bermunclanlah jenis tes atau asesmen untuk mengidentifikasi fitrah-fitrah itu, terutama fitra khas atau unik yang dimiliki peserta didik. Di dalam keluarga, tentu perlu dipikirkan instrument-instrumen untuk mengenali fitrah itu.
Pengenalan pendidik terhadaap fitrah anak atau peserta didik itu sangatlah penting. Selain untuk menumbuh-kembangkannya, juga untuk tindakan prefentif. Artinya, karena sifat fitrah itu suci, bersih, benar, dan lurus, perlu dijaga akan jangan sampai “dikaburkan dan dibelokkan”. Mustahillah pendidik (orang tua dan guru) akan dapat menjaga, memelihara, dan memupuk fitrah itu, jika sejak dini tidak mengenalinya. Jika pendidik salah “kaprah” karena tidak mengenali fitrah peserta didik, fitrah itu bisa dikaburkan atau dibelokkan. Hal itu dapat “merusak” masa depan anak atau peserta didik dalam meniti karirnya.
Seorang anak yang memiliki fitrah unik atau khusus, berbakat di bidang seni rupa, ini contoh. Hal itu tidak terdeteksi atau dikenali oleh pendidik, khsusnya orang tua. Sementara orang tuanya berprofesi sebagai ahli hukum yang sukses. Orang tua menginginkan anaknya juga suskses seperti dia. Oleh karena itu, dia memaksakan kepada anaknya untuk menjadi ahli hukum. Sang anak mengikuti karena kepatuhan. Pada akhirnya, anak tidak mampu bekerja secara minimal di bidang itu. Jangankan suskses seperti orang tuanya, untuk bekerja minimal saja dia tidak mampu, karena dia bekerja tidak sesuai dengan fitrah khusus atau fitrah unik yang dimilikinya. Faktor penyebabnya ialah karena fitrahnya telah dikaburkan atau dibelokkan oleh pendidik atau orang tua.
Hal seperti ilustrasi itu jamak terjadi. Orang tua yang guru menginkan anaknya menjadi guru tanpa mengenali fitrah unik anaknya. Anak, dengan kepatuhan kepada orang tua memasuki sekolah guru. Sementara sambil kuliah, dia menyalurkan fitrah uniknya sebagai sales atau penjual. Diam-diam, dia bekerja sambil kuliah di sebuah dialer mobil di kotanya. Kuliah terus, nilai atau IP bagus, ketaatan kepada orang tua terlaksana. Akan tetapi, setelah diwisuda di perguruan tinggi keguruan, ijazahnya dilipat dan disimpan baik-baik. Dia tidak mengambil profesi sebagai guru. Dia bekerja sebagai sales atau penjual di dialer mobil toyota terbesar di kotanya. Dia berbahagia dengan penghasilan lebih dari cukup.
Beberapa penelitian tentang ”bahagia dalam pekerjaan” menyimpulkan. Orang berbahagia dalam pekerjaan atau berkarir bukan semata-mata karena penghasilannya besar atau gaji yang lumayan. Akan tetapi, berbahagia di dalam bekerja, berkarir, dan hidup sehari-hari lebih banyak dipengaruhi oleh fitrah unik yang diinplementasikan. Artinya, jika seseorang berkerja, berkarir, dan hidup sesuai dengan fitrah unik yang dimilikinya, dia berbahagia, di senang, dia nyaman, dan menikmati hidup dan kehdupannya dengan sangat menyenangkan. Tentu hasil penelitian ini dapat menjadi renungan bagi kita orang tua dan guru yang berperan memelihara, memumpuk, dan menumbuh-kembangkan fitrah anak atau peserta didik.
Setiap anak lahir ke dunia membawa bekal dua fitrah, fitrah generik dan fitrah spesifik. Fitrah generik dimiliki oleh semua orang sebagai bekal hidup dan kehidupannya secara umum. Fitrah spesifik digunakan sebagai bekal untuk hdiup dan kehidupan dalam bekerja dan berkarir. Mereka yang bekerja berlandaskan fitrah spesifik yang dimilikinya, akan berbahagia dalam pekerjaannya, akan nyaman dan tenteram dalam profesinya. Mereka yang fitrahnya ”terkaburkan atau terbelokkan” oleh pendidik, akan melarikan diri dari pengaburan dan pembelokkan itu. Atau mungkin dia akan tetap di dalam pengaburan dan pembelokan sehingga dia tersiksa dalam profesi atau pekerjaannya, bahkan sampai akhir hayatnya.
Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat bagi para pendidik, yakni orang tua dan guru.
Manna, Bengkulu Selatan, 16 November2023