Oleh Zulkarnaini Diran

Tidak dapat dinafikan. Setiap orang mencintai keluarganya. Itu pasti. Itu menjadi fitrah manusia. Mencintai keluarga adalah sesuatu yang mutlak bagi manusia normal. Cara mencintai keluarga itu beragam dan bervariasi bagi setiap orang. Hal mendasar ialah memenuhi kebutuhannya, kebutuhan lahir dan batin, kebutuhan jasmani dan ruhani. Untuk memenuhi kebutuhan itu ada upaya, ada usaha. Upaya dan usaha itulah perjuangan keluarga dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Memenuhi kebutuhan keluarga adalah wujud kecintaan kepadanya. Pemuasan atau pemenuhan kebutuhan hendaklah seimbang. Pemberian kebutuhan lahir dan batin harus proporsiaonal, kebutuhan jasmani dan ruhani juga demikian. Untuk menyeimbangkan kebutuhan itu kepala keluarga memerlukan pengetahuan, tentu saja pengetahuan tentang kebutuhan itu. Dengan pengetahuan itulah upaya-upaya dilakukan. Upaya-upaya itu, selain memerlukan pengetahuan teknis, juga memerlukan pengetahuan normatif yakni pengetahuan tentang norma yang mengatur hal-hal yang boleh dan yang dilarang.
Norma agama, hukum, dan kemasyarakatan memiliki patokan atau rambu-rambu yang jelas. Norma agama memiliki keutamaan tentang halal dan haram, tentang kebaikan dan kejahatan, tentang iman dan kafir, dan sebagainya. Norma hukum organik dalam suatu negara juga demikian. Norma kemasyarakatan (budaya dan adat) juga memiliki rambu-rambu yang jelas. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga lahir dan batin, jasmani dan ruhani tentu dengan upaya yang berada dalam naungan norma tersebut. Jika keluar dari norma, berarti telah terjadi penzaliman terhadap keluarga.
Tugas keluarga, terutama kepala keluarga, selain memenuhi kebutuhan anggota keluarganya, juga memeliharanya. Kepala keluarga berkewajiban mememelihara dan melindungi keluarga dari segala marabahaya. Keselamatan keluarga dari segala ancaman menjadi hal penting dalam pemeliharaan terhadap semua anggotanya. Memelihara keluarga dari hal-hal buruk dan hal-hal yang membahayakan tidak kalah pentingnya dari memenuhi kebutuhan mereka. Bisa jadi semua kebutuhan terpenuhi, tetapi mereka tidak terpelihara dari perbuatan buruk, jahat, dan zalim di dunia dan akhirat, berarti pemeliharaan terhadap keluarga belum berjalan. Jadi memelihara keluarga menjadi bagian yang penting dalam kehidupan ini.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka”. (QS At-Tahrim, 6). Orang beriman mendapat seruan dari Rabnya. Seruan itu berupa perintah dan peringatan. Perintahnya adalah memelihara diri dan keluarga dari api neraka. Peringatannya adalah tentang neraka, keadaan neraka itu. Neraka itu berbahan baku dari manusia pendosa dan dari batu. Penjaganya malaikat yang keras dan kasar. Malaikat kasar dan keras patuh dan taat kepada perintah Allah SWT.
Syaikh Abu Bakar jabir Al-Jazairi menunjukkan jalan untuk memelihara diri dan keluarga dari api neraka. Katanya, ”Sungguh, ini tidak dapat dilakukan (memelihara diri dan keluarga) kecuali dengan iman, amal saleh, menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan maksiat.” (terjemahan, 1994:377). Memelihara diri dan keluarga dari api neraka hendaklah dengan memperkuat iman, memperbanyak amal saleh, menjauhi syirik, dan menghindari maksiat. Untuk mengamalkan hal itu bagi diri perlu diawali dengan komitmen, dilaksanakan dengan kontiniu, dibungkus dengan ikhlas. Untuk keluarga perlu perintah, diiringi dengan pengendalian melalui pengawasan dan evaluasi. Jadi, iman, amal saleh, menjauhi syirik dan maksiat adalah hal yang diperlukan untuk memelihara diri dan keluarga dari api neraka.
Abdullah bin Abbâs Radhiyallahu anhu berkata, “Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan jagalah dirimu dari kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah, dan perintahkan keluargamu dengan zikir, niscaya Allah Azza wa Jalla akan menyelamatkanmu dari neraka”. Mujahid rahimahullah berkata “Bertakwalah kepada Allah, dan perintahkan keluargamu agar bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, kamu akan terpelihara dari api neraka”. Menaati Allah, menghindar dari maksiat, berzikir selalu, dan bertakwa adalah penangkal ampuh agar terpelihara dari api neraka.
Banyak hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan cinta kepada keluarga. Di antaranya adalah memenuhi kebutuhan mereka lahir dan batin, jasmani dan ruhani. Untuk memenuhi kebutuhan itu hendaklah memperhatikan atau mempedomani rambu-rambu, norma agama, hukum, dan kemasyarakatan. Selain itu, keluarga harus dipelihara. Mereka harus dipelihara dari ganasnya api neraka. Untuk itu, keluarga harus diperintah untuk memperkuat iman, meningkatkan amal saleh, dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan maksiat. Insya-Allah dengan cara seperti itu keluarga kita dan diri kita terpelihara dari ganasnya neraka. Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bermanfaat.
Padang, 26 Januari 2025