Manna adalah kota kecamatan. Kota kecil ini terletak di pinggir pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia. Posisinya sebagai Ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan menjadikan kota ini memiliki fasilitas serba lengkap. Kantor Bupati, Rumah Sakit, kantor-kantor dinas, dan instansi vertikal juga ada di kota ini. Masjid dan mushalah ada di setiap kawasan. Hampir semua jalan di kota ini mulus. Begitu pula soal kebersihan, warganya memiliki kesadaran tinggi untuk kebersihan lingkungan. Kita tidak akan menemukan sampah berserakan di depan rumah atau di pinggir jalan.
Saya berkunjung ke kota kecil ini untuk melihat anak, menantu, dan cucu. Hal yang paling urgen sebenarnya adalah menunggu kelahiran cucu kedua dari putri saya Esa Puti Setia Zul dengan suaminya Andi Martono. Alhamdulillah, 3 Oktober 2023, pukul 22.15 lahir cucu kedua dengan selamat. Papanya memberi nama Atiya Puti Annisa. Kelahirannya melalui proses operasi di RSUD Hasanuddin Damrah, Manna. Kehadiran cucu putri ini menjadikan semakin sempurnanya kebahagiaan kami keluarga besar Zulkarnaini. Betapa tidak, cucu ke-9 ini menjadikan bertambahnya warga menjadi dua puluh satu orang.
Anak-anak saya paham kebutuhan olahraga papanya. Jika berkunjung ke tempat mereka fasilitas olahraga itu selalu mereka sediakan. Fasilitasnya ialah sepeda. Beberapa bulan menjelang ke Kota Manna, saya dikabari bahwa sudah ada sepeda untuk dipakai. Begitu saya dan istri sampai,di rumah Jalan Kolonel Berlian, Kelurahan Ibul, 17 September 2023, sepeda sudah tersedia. Alhamdulillah.
Begitulah, hari-hari berikutnya, hampir tiap pagi saya “mangayuah” di kota kecil ini. Kota yang “dikepung” kebun sawit ini memang tidak terlalu luas, tetapi untuk bersepeda 30 sampai 40 km, cukup berkeliling-keliling di kota ini. Sampai tulisan ini dipublikasi pun saya masih bersepeda tiap pagi di kota ini. Alhandulillah.
Manna, 19 Oktober 2024