“MANGAYUAH” DI BAWAH SINAR MATAHARI PAGI

Oleh Zulkarnaini Diran

“Apakah Mamak membawa sepeda ke Manna, Bengkulu Selatan?”, tanya beberapa rekan melalui WhatsApp (wa) saya. Ada yang saya jawab spontan. “Tidak, saya tidak membawa sepeda ke kota pinggir pantai itu”, begitu saya menjawabnya.

Bepergian ke kota tempat anak-anak saya bermukim, saya perlu bersepeda. Untuk bersepeda saya menggunakan istilah “mangayuah”. Kegiatan ini saya lakukan sejak lama, sejak tahun 2008. Hal itu saya lakukan sesua nasihat seorang dokter. Oleh karena itu, anak-anak saya tahu bahwa bersepeda adalah kebutuhan papanya, maka di tempat mereka selalu tersedia sepeda. Jadi, saya tidak membawa sepeda dari Padang.

Ketika itu saya kurang sehat, tahun 2008. Tentu saja langsung berkonsultasi dengan dokter. Dalam proses diagnosis dokter menanyakan olahraga rutin saya. Saya jawab salah satu permainan. Dokter mengingatkan, untuk usia saya di atas 55 tahun tidak disarankan olahraga itu. Dokter yang profesor ini kemudian menawarkan tiga alternatif sebagai pengganti, yaitu jalan kaki, berenang, dan bersepeda. Akhirnya saya pilih bersepeda. Itulah awal mulanya bersepeda menjadi “kebutuhan” saya.

Hampir tiap hari kegiatan mangayuah saya lakukan. Adakalanya bersama rekan-rekan sehobi, adakalanya sendiri. Dalam catatan perangkat saya, ternyata saya lebih banyak “mangayuah mandiri” daripada bersama rekan. Faktornya tentu banyak, di antaranya ketersediaan waktu rekan-rekan sehobi.

Hal yang sama terjadi pagi ini Senin, 13 November 2023. Cuaca kota Manna cerah. Matahari bersinar tanpa hambatan. Ini mungkin balasan dari pagi kemaren yang hujan gerimis. Melihat cuaca begitu, saya tidak bisa melewatkannya. Saya mangayuah sendiri di bawah sinar matahari yang cerah.

Jarak kayuahan pagi ini 32 km. Rute yang ditempuh mengelilingi kota Manna. Hampir 3 jam dihabiskan menempuh jarak sejauh itu. Dimensi bersepeda atau mangayuahpun terpenuhi. Dimensi itu adalah olahraga, wisata, dan kuliner. Olahraga dengan jarak tempuh 32 km, wisata di bawah sinar matahari pagi kota Manna, dan kuliner dengan bubur ayam di kawasan Jl. Jenderal Sudirman. Alhamdulillah.

Manna, Bengkulu Selatan, 13 November 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *