ALAH BISA KARENA BIASA

Oleh Zulkarnaini Diran

Saya posting ke grup whatshap vidio relief bersepeda. Jarak bersepeda saya 51 km dengan rute jalan datar di Kota Padang. Vidio itu direspon seorang teman seperti ini, “Be happy…be healththy… be more energetic… and don’t forget to be careful… bicouse you are old enough…” selanjutnya dia tulis “You are not 17 but 71…right?”

Ucapan itu saya respon, bahwa teman saya, Ibu Dra. Hajjah Elita (mantan instruktur Pemantapan Kerja Guru (PKG) Bahasa Inggris dan pensiunan Pengawas Sekolah Mata Pelajaran Bahasa Inggris) ini menyatakan kekaguman dan pujian kepada saya atas kiriman vidio itu. Hal terakhir yang saya tangkap adalah peringatan untuk saya, bahwa saya bukan berusia 17 tahun, tetapi sudah 71 tahun. Intinya, saya dikagumi, dipuji atas kebahagiaan, kesehatan dan kekuatan, kemudian “diperingatkan” bahwa saya sudah tua.

Ini tentu hal menarik untuk saya respon. Ya, saya menekuni kegiatan bersepeda sejak tahun 2008. Sampai kini, 2024 berarti sudah enam belas tahun. Rutin kegiatan ini saya lakukan. Terus-menerus saya bersepeda. Bahkan pada bulan Ramadhan pun, saya tetap bersepeda pada sore hari menjelang berbuka. Artinya, menggunakan otot kaki untuk menggerakkan vedal sepeda selama itu, saya benar-benar sudah terlatih.

Bersepeda sudah menjadi kebiasaan saya, keseharian saya. Bahkan kegiatan itu menjadi kebutuhan hidup saya, kebutuhan pisik dan  psikis, kebutuhan lahir dan batin. Kalau satu pekan tidak bersepeda, rasanya ada yang kurang dalam hidup ini. Itulah yang mengindikasikan bahwa kegiatan ini menjadi kebutuhan saya.

Jika bersepeda atau mangayuah (istilah saya)  puluhan kilometer, itu tidak terasa berat. Misalnya jarak tempuh saya 50 kilometer atau lebih, itu termasuk ringan karena sudah biasa. Mungkin dapat diungkapkan ”alah bisa karena biasa”.

Hal itulah yang saya lontarkan kepada sahabat saya ini. Tolong terjemahkan ke dalam bahasa Inggris, ”alah bis karena biasa”. Ibu Elita menjawab, ”Ungkapanko ado di kampuang Pak Zul, noh, di Inggirih ndak adodo (Ungkapan ini hanya ada di kampung Pak Zul, di Inggris tidak ada.)”

Kemudian dia menyatakan,”Practice it makes a habit of doing it”. Kira-kira seperti itu, pak Zul kata Bu Elita.

Makasi, Bu Elita. Bu Elita benar, saya bukan 17 tahun, tetapi 71 tahun. Tepat 19 Januari 2024 saya sudah 72 tahun. Alhamdulillah, ”mangayuah” 50 sampai 70 km di jalan datar, hal ringan bagi saya, karena sudah biasa berlatih untuk itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *