KLOTER KETUJUH BELAS

Bagian Pertama: AKHIR DARI SEBUAH PENANTIAN

Oleh Zulkarnani Diran

Penantian itu pun berakhir. Selalu saja hati dan pikiran bertanya-tanya tentang Kelompok Terbang (Kloter) yang membawa saya dan istri ke Tanah Suci. Pertanyaan itu bukan hanya bergayut di pikiran dan hati, tetapi meronta-ronta mencari jawaban. Beberapa hari yang lalu, saya mendapat kiriman pesan melalui whatsApp dari seorang sahabat. Pesan itu menyatakan bahwa saya termasuk dalam daftar Kloter ke-17. Kabar itu sekali gus mengakhiri penantian dan menjawab pertanyaan yang menggundah-gulanakan hati dan pikiran. Alhamdulillah.

Daftar nama-nama dan asal daerah kloter ke-17 itu pun saya siasati. Saya baca sungguh-sungguh. Ternyata kloter ini adalah kloter nano-nano. Anggotanya berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Artinya kelompok terbang ke-17 yang merupakan kloter terakhir ini diiisi dengan calon jemaah haji (cjh) dari hampir seluruh kabuapten kota di Sumatra Barat. Jumlah yang tercatat di daftar itu sebanyak 315 orang.

Penantian itu sudah lama, bahkan sangat lama. Saya dan istri mendaftar untuk berhaji tahun 2012 pada bulan Februari. Insya-Allah 31 Mei 2024 kloter ke-17 ini akan meninggalkan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju King Abdulaziz Internasional Airport (KAIA), Jeddah, Arab Saudi. Jika dihitung tahun, penantian itu dubelas tahun lebih, jika dihitung bulan, pekan, dan hari tentu akan lebih banyak hitungannya. Kini, insya-Allah penantian itu bereakhir dan pertanyaan-pertanyaan yang bergayut di pikiran pun terjawab sudah.

Ada dua kepastian yang ditunggu dalam penantian ini. Pertama kepastian untuk tahun keberangkatan, kedua kepastian kelompok terbang. Tahun 2023 yang lalu saya dan istri melihat situs layanan haji. Ternyata kami termasuk dalam daftar keberangkatan tahun 2024. Untuk kepastian kami datang ke Kantor Pelayanan Haji Kota Padang di Siteba, Padang. Petugas di kantor itu memastikan tentang keberangkatan tahun 2024, insya-Allah. Sejak itulah kami mulai menyusun rancangan berbagai persiapan.

Ketika segala persiapan hampir rampung, kepastian kelompok terbang (Kloter) pun dapat dipastikan, insya-Allah. Nasib saya dan istri menjadi penumpang di Kloter ke-17. Kloter ini, selain diisi oleh berbagai calon jemaah dari berbagai kota dan kabupaten, juga merupakan kelompok terbang terakhir. Semua yang tertinggal dari kloter sebelumnya masuk ke kloter ini. Bahkan calon Jemaah cadangan yang dimajukan keberangakatannya pun masuk dalam kloter terakhir ini. Alhamdulillah.

Ada rasa senang, bahagia, dan bangga berangkat dengan kloter ke-17 ini. Beranekaragamnya calon jemaah yang bergabung akan menjadi sumber belajar yang beragam pula. Kenapa tidak, mereka yang bergabung adalah orang-orang seiman yang berasal dari berbagai latarbelakang. Keberbagaian itu terdapat di dalam berbagai dimensi. Budaya, kebiasaan, ilmu, pendidikan, dan pelatihan berhajipun akan beranekaragam. Keanekaragaman itulah yang amat ”cantik” untuk sumber belajar. Bukankah belajar itu akan mendapatkan ilmu, dan  ”menuntut ilmu” itu wajib hukumnya bagi seorang muslim? Itulah yang membuat saya berbahagia di kloter  terakhir ini.

Berangkat dengan kloter ketujuh belas mengakhiri penantian yang amat panjang. Selain itu juga menjadi jawaban dari pertanyaan yang bergayut dalam pikiran dan perasaan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah, keberagaman jemaah dalam kloter ini. Penumpangnya orang-orang seiman dari berbagai latarbelakang. Kombinasi dari berbagai latarbelakang itu akan memunculkan “warna baru” dalam tatanan pergaualan dan komunikasi. Warna baru itu, insya-Allah akan menjadi “lahan empuk” untuk banyak belajar tentang manusia dan kemanusiaan, tentang hidup dan kehidupan. Bukankah tugas kita di dunia ini salah satu di antaranya ialah untuk terus belajar? Semoga!

Padang, 26 Mei 2024