Bagian Kesembilan: SELESAI SEMUA PROSESI IBADAH
Oleh Zulkarnaini Diran
Semua tahapan rukun dan wajib haji tuntas dilaksanakan. Hal itu ditandai dengan “Tawaf Ifadah” yang diakhiri dengan “tahlul sani”. Subuh, Jum’at, 21 Juni 2024 adalah waktu penuntasan prosesi rukun kelima Islam itu. Alhamdulillah.
Tanggal 30 Mei 2024 berangkat dari rumah menuju Nurul Iman, Padang. Acara penglepasan oleh wako Padang, menandai seremonial berakhir. Malam itu juga berangkat ke Asrama Haji, Parupuak Tabing, Padang. Proses adminitrasi kesehatan, Embarkasi, dan keuangan dilakukan dengan cepat dan tertata. Bahkan tempat duduk di pesawat pun telah diketahui saat itu.
Tanggal 31 Mei 2024, pukul 21.30 WIB, Pesawat GIA meninggalkan landasan BIM. Pesawat ini mengangkut jemaah haji Kloter Ketujuh Belas Embarkasi Padang. Selain awak pesawat, penumpangnya berjumlah 322 orang. Jumlah itu terdiri dari Ketua Kloter, dokter, perawat, petugas haji daerah, dan jemaah.
Tanggal 1 Juni 2024, pukul 02.00 (WAS) GIA mendarat di King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi. Di terminal Jeddah, niat umroh dimulai setelah beruduk dan merapikan pakaian ihram yang telah dipakai sejak di Asrama Haji Padang. Jemaah segera menaiki mobil menuju Makkah.
Menunggu satu hari (lebih kurang 18 jam), 2 Juni 2024, ibadah pertama dalam prosesi haji dapat dilaksanakan, yakni “umroh wajib”. Umroh ini meliputi kegiatan tawaf, sa’i, dan tahlul. Hal itu berakhir 3 Juni 2024 karena dimulai tengah malam 2 Juni 2024. Usai sudah prosesi awal dengan lancar yang dilaksanakan secara optimal.
Hari-hari berikut, sambil menunggu 8 Zulhijjah menuju Arafah, diisi dengan berbagai kegiatan. Di antara kegiatan itu adalah tentang “dam” untuk jema’ah “haji tamatuk”. Pengetahuan baru diperoleh di sini. Haji tamatuk wajib membayar dam. Dam itu memotong kambing, onta, dan sejenisnya. Pemotongan yang afdal dilakukan tanggal 10 Zulhijjah, jika di luar tanggal itu hukumnya jatuh kepada sedekah, bukan lagi pelunasan dam. Selain itu dam harus jelas pendestribusiannya. Begitulah diskusi dengan para pakar syariah itu berjalan alot.
Penetapan pengurusan dilakukan oleh Rafiq, mahasiswa jurusan hukum Islam, Universitas Islam Madinah. Rafiq, mendapat tugas mengurus dam. Hari berikutnya kami survei ke pasar ternak kambing terbesar di Makkah. Rafiq dan temannya menjemput kami ke hotel. Survey kambing, diskusi dan, penuntasan pembayaran dam adalah kegiatan untuk mengisi hari -hari yang ada.
Tanggal 14 Juni atau 8 Zulhijjah jemaah haji mulai diangkut ke Padang Arafah. Tanggal 9 Zulhijjah atau 15 Juni semua jemaah “wajib” mengikuti prosesi Wuquf di Arafah. Puncak dari ibadah haji ialah di Arafah, ini rukun haji. Wuquf mulai tergelincir sampai terbenam matahari adalah puncaknya.
Usai Magrib, mobil angkutan membawa kami ke Muzdalifah. Mabid di Muzdalifah bagian tidak terpisahkan dari profesi haji. Tidur di lapangan terbuka, berlantai tanah pasir dan beratap langit adalah ciri khas mabit di kawasan gurun pasir ini. Di sini dirasakan, ramainya umat, damainya manusia, dan eratnya ukhuwah islamiah, sungguh terlihat di sini.
Usai Subuh, 10 Zulhijjah jemaah bertolak ke Mina. Tinggal di Minna selama tiga malam bagi yang mengambil “Nafar Sani” menghidangkan pengalaman dahsyat. Tenda yang sempit, antrean panjang di WC dan kamar mandi adalah pengalaman hebat yang sangat bermakna. Tidur di tenda dengan ukuran matras kurang dari 75 cm adalah seni kenikmatan yang luarbiasa. Makanan, buah-buahan, dan makanan ringan lainnya melimpah, termasuk ciri khas di perkemahan Minna. Intinya, di Minna ada pengalaman lahir dan batin yang sangat bermakna
Sore, usai Asyar adalah jadwal yang ditetapkan untuk melontar Jamarat bagi penghuni Makhtab 100. Kami termasuk dalam komunitas Makhtab ini. Prosesi ini merupakan bagian integral dari ibadah haji. Untuk mencapai Jamarat, jemaah berjalan kaki sejauh 7,2 km pergi dan pulang. Oleh karena jadwal melontar telah diatur oleh Arab Saudi, suasana tidak terlalu ramai, sehingga kegiatan ini dilakukan dengan mudah.
Pelontaran hari pertama, 10 Zulhijjah, hanya dilakukan untuk Jamaratul Akabah. Hari kedua, ketiga, dan keempat (11, 12, dan 13 Zulhijjah) melontar masing-masing ketiga Jamarat yakni Ula, Wustha, dan Akabah. Dengan prlontaran terakhir pada Subuh 13 Zulhijjah, berakhir prosesi di Mina dan Jamarat. Menjelang siang jemaah diangkut ke hotel masing-masing.
Istirahat satu hari, 14 Zulhijjah di hotel, 15 Zulhijjah atau 21 Juni 2024, dilaksanakan tawaf Ifadah. Tawaf itu merupakan prosesi terakhir dari sekian tahap pelaksanaan haji yang merupakan rukun kelima Islam. Alhamdulillah, selesai sudah ibadah haji tahun ini. Semoga menjadi haji mabrur, berkah, dan dalam Ridha Allah SWT.
Mdkkah, Sektor Tiga, Romance Hotel, 320 Kamar 1324