CATATAN KECIL PENGABDIAN PENGURUS KLOTER (4)

(Bagian Keduapuluh Dua)

KLOTER KETUJUH BELAS

Oleh Zulkarnaini Diran

Hanya satu orang petugas atau pengurus Kloter Ketujuhbelas, Embarkasi Padang yang ”paling cantik”. Dialah Dewi Susanti, lahir di Padang, 5 Agustus 1982. Kini bertugas sebagai Perawat di Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I, Padang.  Dewi juga pernah bertugas di RS Kangker Dharmais (2004 – 2016). Sejak 2016 sampai kini mengemban tugas di tempatnya sekarang. Dewi yang berpendidikan S1 Keperwatan ini dikaruniai Allah satu putra dan dua putri, alhamdulillah.

Perkenalan saya dengan Perawat Dewi juga di KBIHU At-Taqwa Muhammadiyah Sumbar. Saat itu, Dewi hadir dalam pertemuan bersama Ketua Kloter, Okto Verisman dan Dokter Ilham. Perkenalan saat itu ya, biasa-biasa saja. Kelihatan Dewi sangat pendiam dan sesekali melontarkan senyum simpatik kepada jemaah. Selain pendiam, terlihat di wajahnya berkarakter ”serius” dan sungguh-sungguh dalam mengemban tugas. Sekurang-kurangnya itu kesan saya bertemu Dewi di lantai satu Aula Masjid Taqwa Muhammadiyah Sumbar, Padang.

Kiprah Dewi terlihat pertama di Asrama Haji Embarkasi Padang, Tabing Padang. Malam itu 30 Mei 2024 ada jemaah Kloter 17 yang harus ditolong. Dewi dan beberapa petugas lain membawanya ke klinik yang ada di Asarama Haji. Sejak itu, saya terus menyaksikan kiprahnya yang takhenti sampai menjelang naik pesawat kepulangan di Bandara Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi dan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Indonesia.

Dewi pelayan Kesehatan yang penuh dedikasi. Dia bekerja di dalam tim dan bekerja sendiri. Timnya ada dua yaitu tim khusus  berdua dengan Dokter Ilham dan tim dengan petugas kesehatan sektor. Tim berdua dengan Dokter Ilham, sasaran pelayanannya adalah jemaah yang tergabung di dalam Kloter Ketujuhbelas. Tim dengan petugas kesehatan lain di sektor, sasarannya adalah semua jemaah yang ada di sektor tiga yang terdiri beberapa kloter. Jadi ruang lingkup kerjanya tidak hanya jemaah kloter dari Sumbar, tetapi  jemaah dari kloter lain.

Melayani jemaah Kloter Ketujuhbelas  pada saat tertetu dia lakukan berdua dengan Dokter Ilham. Pada saat lain mereka bekerja sendiri-sendiri. Dewi melayani pasien sendiri dan Dokter Ilham juga begitu. Dengan pola kerja tim dan sendiri-sendiri itu, terlihat Dewi bekerja benar-benar optimal. Bahkan saya menyebutnya ”bekerja di luar batas”. Oleh karena, setiap ada keluhan jemaah dia siap melayani di kamarnya, di tempat yang ditentukan, dan atau dia datang sendiri ke kamar atau ke tempat jemaah mengeluh. Tentu hal seperti tidak mungkin dilakukan Dewi, kalau tidak diawali dengan ”konsep dedikasi”. Prasa pertama yang saya lekatkan kepada Perawat Dewi Susanti adalah ”pelayan kesehatan berdedikasi tinggi”.

Suatu pagi kami sama-sama di lif. Kebetulan di hotel Makkah,  kami sama-sama menempati lantai 13 dengan kamar berbeda tentunya. Di lif itu saya menyampaikan keluhan. Bagian belakang kepala atau tengkuk saya terasa sangat gatal. Rupanya saya ”alergi” sesuatu. Sampai di lantai 13, Dewi tidak menunggu istriahat, tetapi langsung memerika bagian yang saya keluhkan. Setelah memeriksa bagian yang gatal itu, Dewi langsung membuka tas dan memilihkan sejumlah obat makan dan obat oles untuk alergi kulit. Sebagai ”guru” saya mengamati perawat yang masih muda ini. Ternyata yang di wajahnya terlihat ”kebahagiaan” memberikan layanan tanpa mengenal tempat dan waktu. Tentu, hal itu bukan hanya dilakukannya untuk saya saja, saya yakin, dia juga melakukan kepada jemaah lain yang mengeluh.

Kebehagian yang terekspresi dari wajahnya itu tentu bersumber dari “kalbu” yang ikhlas. Hanya orang-orang ikhlas sajalah yang dapat menikmati pekerjaan dengan penuh kebahagiaan. Keikhlasan inilah yang dimiliki Perawat Dewi Susanti dalam memberikan setiap pelayanan kepada jemaah yang memerlukannya. Frasa kedua yang pantas saya berikan kepadanya adalah ”ikhlas dan bahagia mengemban profesi”. Frasa yang saya berikan ini pun amatlah subjektif, karena itu dari kacamata saya sebagai seorang ”guru – pendidik”. Jika ada yang kurang atau tidak sependapat, tentulah hal itu sesuatu yang normal dan wajar.

Kejadian di Minna menjadi catatan saya tentang Dewi. Minna adalah tempat yang sempit. Satu orang hanya mendapat tempat lebih kurang 0,75 cm, tidak lebih dari itu. Di tenda, jemaah bersusun seperti dalam kaleng ”ikan sarden”. Benar-benar tidak nyaman bagi yang tidak memiliki “penghayatan” atas keberadaannya di Minna. Dewi mendapat tempat di tenda perempuan. Tempat dengan matras standar Minna. Tentu dia harus nyaman di tempat itu. Selang beberapa waktu ada jemaah perempuan berusia lanjut atau lansia yang tidak mendapat tempat, Dewi memberikan tempatnya kepada lansia ini. Sementara Dewi menempati posisi di pintu tenda tanpa matras. Dia susun peralatan medis, obat-obatan, dan tas bawaannya di tempat sempit itu. Masya-Allah!

”Empati” adalah kata yang perlu saya tambahkan yang melekat pada pribadi Dewi. Sulit dilogikakan. Seorang petugas medis – kesehatan, harus bekerja nonstop sepanjang waktu, harus menempati tempat yang membuat dia sedikit nyaman. Akan tetapi tempat nyaman itu di serahkan kepada seorang jemaah lanjut usia yang belum mendapat tempat. Yah, itulah empati, Dewi merasakan apa yang dirasakan oleh orang tua yang airmatanya mulai meleleh ketika tidak mendapat tempat. Dewi menyerahkan tempatnya dengan rasa empati yang amat dalam. Saya menyaksikan hal itu, karena ikut mencarikan tempat bagi jemaah perempuan yang ternyata banyak yang belum mendapat tempat tidur.

Ini hanya secuil kisah dari banyak catatan yang saya buat tentang petugas Kloter Ketujuhbelas, Embarkasi Padang. Banyak sekali kisah-kisah ”kemanusiaan” dan wujud pengabdian pengurus atau petugas kloter. Tentu saja di dalam tulisan sederhana ini, tidaklah mungkin saya deskripsikan semua. Insya-Allah di dalam buku yang sekarang sedang saya draf, akan ternukil lebih banyak tentang ”pengabdian pengurus/petugas kloter” ini. Insya-Allah.

Atas empati, keikhlasan, dedikasi, dan bahagia dalam melaksanakan tugas melayani kesehatan jemaah haji kloter ini, Perawat Dewi Susanti dan Dokter Ilham mendapat piagam penghargaan dari Kepala Balai Kekarantinaan Kelas 1 Padang. Penghargaan itu mereka bedua terima sepulang dari bertugas selama 45 hari di Arab Saudi. Selamat, Dewi dan Ilham!

Oh, ya Perawat Dewi Susanti, hari ini 5 Agustus berulang tahun. Selamat ulang tahun Dewi, semoga umur yang terpakai dan yang akan dipakai mendapat berkah dan ridha dari Allah SWT, amin YRA!

Padang, 5 Agustus 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *