DI ANTARA MEREKA (enam cucu)

Oleh Zulkarnaini Diran

Biasalah. Ketemu sesama usia senja, pertanyaannya tentang anak dan cucu. Pertanyaan tentang anak yang lazim adalah, “Lah lapeh anak sadonyo (sudah lepas atau berkeluargakah semua anak)?” Jika pertanyaan itu terjawab, menyusul pertanyaan selanjutnya. “Lah bara urang cucu (sudah berapa orang cucu)?” Itulah hal-hal yang ditanyakan dan dijawab jika kakek-kakek atau nenek-nenek bertemua sesamanya.

Hal lain yang mungkin dirasakan oleh semua orang usia senja adalah perasaan terhadap anak dan cucu. Maksudnya, sering keluar dari mulut kakek atau nenek bunyinya begini. ”Lain sayang ka anak, lainlo sayang ka cucu (lain sayang kepada anak, lain pula sayang kepada cucu).” Itu memang benar. Kepada anak lain sayang yang tertumpah, kepada cucu lain pula. Hal itu menjadi rahasia Allah, Manusia hanya merasakan dan menikmati saja. Seperti apa perbedaan kedua kasih sayang itu? Sukar dijelaskan dengan kata-kata.

Oleh karena sayangnya ada perbedaan, rindunya pun ada perbedaan. Zaman teknologi canggih ini, kalau rindu kepada cucu tinggal mengangkat telepon genggam pada waktu senggang. Melalui vidio di telepon seluler wajah cucu sudah kelihatan. Bahkan dapat berkelakar dengan mereka sepuasnya. Dunia semakin terasa kecil, jarak yang jauh semakin terasa dekat dengan alat canggih itu. Hal yang sama juga bisa terjadi kepada anak-anak. Kepada anak harus ditanya dulu. Terutama mereka yang sibuk. ”Apa bisa papa nelpon sekarang?” itu di antara kalimat tanya yang dikirim melalu WA. Tidak bisa langsung menelpon karena mereka memang sibuk bekerja.

Apa pun perbedaan kasih sayang kepad cucu dan anak, yang jelas itu semua adalah ”kenikmatan” atau kebahagiaan pada usia senja. Jika berada di antara mereka ada sesuatu yang tidak dapat diceritakan. Intinya adalah senang, berbahagia, damai, dan nyaman. Jika bersama dengan mereka, terasa karunia Allah yang tak-berhingga, tak-berbatas yang dilimpahkan kepada setiap kakek dan nenek, setip ayah dan bunda. Itulah mungkin Allah senantiasa memiliki sifat “arrahman dan arrahim”. Sifat-sifat itulah yang sebagian sangat kecil dititipkan kepada hamba-Nya.

Berada di antara mereka, di tengah-tengah mereka bagaikan menambah usia senja. Artinya, umur terasa bertambah. Supor dan dorongan untuk hidup sehat dan bahagia semakin bertambah. Melihat mereka bergembira, berceria, dan akrab sesama saudaranya, menjadi kakek dan nenek, ayah dan bunda termotivasi untuk hidup sehat dan bahagia. Hal yang tersirat di baliknya adalah, ingin menyaksikan lebih lama pertumbuhan dan perkembangan mereka. Bahkan lebih dari itu, ingin menyaksikan mereka dewasa dan sukses dalam menapaki hidup dan kehidupan.

Barangkali semua kakek dan nenek, semua ayah dan bunda memiliki rasa seperti itu. Memiliki harapan hidup lebih lama dalam kesehatan yang prima, guna menyaksikan anak-anak, cucu, dan menantu berbahagia di dunia dan akhirat. Barangkali, yah barangkali. Itulah yang dirasakan di antara mereka.

Padang, 08 Mei 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *